Sama seperti artikel "Senioritas" sebelumnya, artikel ini sedikit menyinggung para pengguna twitter, terlebih remaja seumuran saya. Saya minta maaf apabila anda merasa dipojokkan atas kehadiran artikel ini, dari hati yang paling dalam saya tidak ingin ada pertengkaran akibat artikel ini. Artikel ini lahir ke dunia demi menjalankan tugasnya, yaitu memberikan referensi kepada anda sekalian, siapa tahu dengan membacanya sedikit demi sedikit anda mungkin terinspirasi menjadi pribadi yang lebih baik.
Saya memilih social media, lebih tepatnya twitter, karena saya seringkali menemui pertikaian yang bersifat cyberbullying antar sesama pengguna twitter, saya pun pernah mengalami hal seperti ini. Artikel ini akan membahas tentang peranan twitter dalam membentuk kepribadian remaja zaman sekarang, tidak kecuali saya sendiri. Yang mungkin bagi sebagian anak, twitter bukan hanya membentuk kepbribadian, tapi justru menjadi kehidupan kedua. Anda pasti sudah tahu apa yang saya maksud. Sebelum membahas lebih lanjut, ada baiknya anda menetralkan pikiran dulu, jangan melihat seseorang secara subjektif, dan jangan merasa anda tidak terkena radiasi twitter, karena saya sendiri pun korbannya. Tenangkan pikiran, dan renungkan, kira-kira anda pribadi yang seperti apa jika ditinjau dari 'keseharian' anda di dunia Twitter.
Anda mungkin kerap menemui saya sering minta folbek kepada beberapa orang, sebenarnya saya tidak ingin mengakui hal ini, tapi sejak lama saya melakukan riset (koyok wong yes ae), sudah sejak jaman bahula rasanya, saya menerka kepribadian seseorang melalui twitter. Intinya, first impression sangat menentukan. Maksud saya, saya sudah hampir melakukan hal seperti ini, istilahnya 'ngetes' seseorang apakah dia tipe yang cuek, menghormati, atau cari ketenaran dengan cara minta folbek. Saya minta maaf apabila anda terhenyak dan menyadari anda adalah salah satu objek observasi saya. Saya bukan memanfaatkan, hanya menganalisis.
TEORI FOLBEK:
1. Gratis
2. Tinggal pencet tombol follow
3. Tidak ada ruginya
4. Nambah following
5. Dengan folbek, maka akan terlihat menghargai orang yang meminta
Lima teori itu milik saya, dengan kata lain itulah yang ada di pikiran saya ketika seseorang minta folbek, namun dunia ini sangat membingungkan, bagi segelintir anak, teori itu sangat menentang prinsip hidup mereka, terutama 'hidup' mereka di twitter. Hasil observasi saya sendiri menghasilkan hipotesis tentang teori folbek jaman sekarang
1. Males ah, nggak kenal
2. Yang minta bukan anak eksis, males ah nanti dikira temen-temenku aku punya temen kasta rendah
3. Nanti following ku lebih banyak dari followers ku, kan malu
4. Iyasih temen SMP, tapi kan udah nggak satu SMA lagi, nggak eksis pula, sekolah di sekolah pinggiran pula, malu ah kalo punya temen kayak dia
5. Ah jangan ah, biar keliatan sibuk, jarang buka twitter, sering hangout, biasalah aku kan pengen dilihat kayak anak eksis, huft
Bagi anda yang punya pikiran sehat, mungkin lima poin tadi membuat anda terkekeh dan berkata "mana mungkin ada anak aneh kayak gini". Ini mungkin faktor psikologis yang tidak dapat dipastikan, namun inilah yang ada di pikiran mereka. Anda mungkin tidak sadar dan berusaha mengelak, tapi anda benar-benar menerapkan 5 poin ini. Ini adalah pola pikir yang tersirat dibalik perilaku anda. Inilah mengapa saya sering minta folbek, bukan masalah followers, tapi saya hanya ingin tahu bagaimana pribadi seseorang. Saya pernah mengalami prosesi minta folbek kepada seorang teman satu sekolah, yang saya yakin dengan sangat dia juga mengetahui batang hidung saya yang sudah jelas satu sekolah dengan dia. Dan saya juga dapat pastikan dia melihat mention saya, juga saya pastikan dia sudah membuka profile saya dan mencari tahu darimana asal saya, yang saya sengaja tuliskan di location saya (nama SMA saya), dan yang saya dapat? Tidak digubris. Saya yang berhati baja memang tidak merasa sakit hati atau malu, tapi saya mendapatkan apa yang saya cari, yaitu first impression yang sedang saya selidiki pada masing-masing individu yang saya minta folbek. Menurut anda apa yang ada di pikiran saya? Kembali kepada 5 poin kurang logis yang saya sebutkan. Pernahkan anda mengalami hal seperti demikian? Saya pribadi menghitung kira-kira perbandingan anak yang seperti ini, dengan anak normal adalah 1:20.
TUJUAN MINTA FOLBEK (BAGI SAYA)
1. Ingin tahu apakah anak ini menghargai orang lain, karena pada dasarnya folbek adalah gratis, mudah, cepat, hemat, dan mendapat pahala.
2. Apakah anak ini subjektif terhadap orang. Saya pernah menemui kasus dimana saya sengaja memasang ava mengerikan (jujur, saya menggunakan ava gorila yang wajahnya saya ganti dengan foto saya) dan meminta folbek kepada seorang teman satu sekolah. Alhasil saya tidak dihiraukan. Suatu hari saya tergugah dan penasaran, ada apa dengan anak tersebut, sudah jelas location saya sama dengannya, dan mengapa secuek itu bak artis papan atas. Akhirnya saya yang juga punya foto tidak senonoh (bercelana pendek) memutuskan untuk menjadikannya ava. Saya ulangi lagi meminta folbek, dan dalam hitungan menit dia sudah jadi follower saya. Apa yang ada di pikiran anda? Tidakkah anda tertarik untuk membuat pengamatan lebih lanjut tentang hal seperti ini?
3. Ingin tahu tipe kepribadian 'maya' anak tersebut. Apakah dia adalah tipe yang cari sensasi, tipe cuek, tipe 'berpura-pura' cuek, atau masih banyak tipe yang lain. Akan ada di sub-bab berikutnya.
TIPE KEBRIBADIAN 'MAYA', SEBUT SAJA TWITTER
1. CUEK
Tidak sedikit anak yang memiliki kepribadian seperti ini. Ditandai dengan jarang menulis tweet, dan jarang curhat sendiri di twitter, hanya aktif ketika ada mention masuk dari teman atau minta folbek. Tipe seperti ini agak samar-samar dengan tipe berpura-pura cuek. Tipe cuek memang jarang buka twitter, jarang scrolling timeline, mereka adalah tipe yang memang menggunakan twitter hanya pada waktu luang saja, bukan menjadikannya sebuah rutinitas.
2. BERPURA-PURA CUEK
Menurut saya ini adalah tipe yang paling mayoritas. Ciri-cirinya, ada yang sering ngetweet (tapi seolah memiliki batasan, semisal maksimal hanya 20 tweet sehari, atau mungkin batasan dalam hal siapa yang harus ditanggapi, dan siapa yang tidak pantas untuk ditanggapi, indikator seperti ini tergantung faktor psikologis), dan ada juga yang jarang ngetweet seolah tidak pernah buka twitter. Anda mungkin seringkali tertipu, mana yang asli cuek, dan mana yang berpura-pura. Mungkin tipe seperti ini terlihat tidak peduli lingkungan timeline, tapi justru fakta mengatakan bahwa tipe inilah yang paling sering membuka timeline. Mereka hanya ingin dipandang sibuk dan sering hangout sehingga tidak sempat membuka twitter, mereka berorientasi kepada harga diri dan pandangan orang lain mengenai siapa mereka sebenarnya, mereka mengadakan kontrol dari dalam diri sendiri, yang sesungguhnya mereka sangat memperhatikan timeline, namun tidak ingin diperhatikan dengan menerapkan batasan-batasan, mana yang harus ditulis, dan mana yang harus disimpan baik-baik. Istilahnya jaga image. Ada sisi baiknya, namun juga dapat membuahkan efek tidak baik. Sisi baiknya adalah pribadi seperti ini mampu mengatasi emosi ketika ada pemicu pertikaian di twitter, maka apa yang mereka tulis tidak terlalu menyakitkan dan tidak membutuhkan pertanggung jawaban yang besar. Namun sisi negatifnya adalah, mereka merupakan pecandu timeline yang hidup dibalik keterbatasan yang mereka ciptakan sendiri. Membuka timeline adalah kebiasaan yang mereka lakukan sehari-hari, mungkin hampir tiap setengah jam. Namun untuk menulis sebuah tweet, bagi mereka perlu perhitungan yang matang. Saya yakin anda memiliki teman berkepribadian seperti ini. Saya juga, banyak.
3. EASY GOING
Tipe ini tidak memiliki keterbatasan dalam menulis tweet, follow, atau apapun fitur yang tersedia di twitter. Mereka memanfaatkan twitter sebagaimana mestinya. Tanpa ada perasaan malu, atau membatasi diri sendiri. Mereka menikmati menggunakan twitter. Saya sangat suka dengan tipe seperti ini. Mungkin saya termasuk satu diantaranya. Saya menulis apa yang ingin saya tulis, saya follow siapapun sesuka hati saya, saya membalas mention apapun, saya menghargai siapapun yang mencoba berinteraksi dengan saya. Tipe seperti ini juga banyak saya temui. Membuka timeline ketika mood sedang ingin melakukannya, dan pengendali utama adalah memang, mood. Saya mengakui bahwa saya sering menulis tweet, diakibatkan saya tipe orang yang sangat kritis, namun saya kesulitan mencari media untuk menyampaikannya. Intinya, saya menulis tweet, juga artikel ini, karena SAYA INGIN DIDENGAR. Itu saja.
4. HOBI UPDATE YANG BERORIENTASI KEPADA DIRI SENDIRI
Tipe seperti ini sering dijuluki 'alay'. Ini adalah musuh besar tipe yang kedua. Tipe ini sering dicaci dan dijadikan bahan pembicaraan. Saya pribadi biasa saja, dan tidak menyalahkan jika anda termasuk tipe ini, seratus persen hak anda. Dan saya juga tidak merasa terganggu dengan kehadiran anda, karena tipe hobi update yang ini berorientasi kepada diri sendiri. Ciri-ciri nya sering menulis tentang kegiatan sendiri, check ini sana-sini, curhat. Ya itu wajar, itulah fungsi twitter, to get people connected. Mengisi rasa bosan ketika tidak ada seorangpun yang bisa diajak bicara, dan jika mood sedang buruk dan butuh tempat curhat. Ada perasaan dimana setelah menulis tweet, anda merasa lega dan puas. Saya pernah masuk ke dalam chemistry seperti ini, dimana saya punya 'crush' di sekolah lain, dan saya ingin dia melihat perkembangan apa yang terjadi dalam diri saya. Semua orang pasti pernah merasakan 'ingin dilihat' oleh orang yang mereka anggap spesial. Ini juga salah satu guna twitter di dunia yang fana ini. Saya menghargai tipe orang seperti ini, karena mereka hidup dengan jujur atas diri mereka sendiri, berbeda dengan tipe 2 (saya cenderung memojokkan tipe ini).
5. HOBI UPDATE YANG BERORIENTASI KEPADA ORANG LAIN
Biasanya mereka sulit mengontrol emosi, menulis tweet berkarakter sarkasme. Rapid sharing, yaitu menulis tweet banyak sekali ketika amarah sedang memuncak akibat suatu permasalahan. Mereka cenderung frontal, dan tidak segan-segan menulis kata-kata yang tidak pantas terhadap diri sendiri maupun lawan bicara. Mereka menganggap dunia twitter tidak berbeda dengan diri mereka di dunia nyata. Seolah tidak ada manusia lain, hewan lain, dan tumbuhan lain, dan protista lain yang mungkin melihat tweet mereka sambil mengelus dada. Pribadi seperti ini boleh saja asal mengetahui batasannya. Jangan sampai mengandung unsur SARA yang dapat menuntut diri anda sendiri akibat perkataan anda, karena ada UU tentang penggunaan media sebagaimana mestinya. Tipe seperti ini sering terpicu pertengkaran hanya karena salah paham, dan tidak malu untuk bercekcok langsung di dunia twitter. Ini yang seharusnya diperbaiki.
Dari lima tipe kepribadian yang saya sebutkan, anda termasuk yang mana? Saya pernah menjadi tipe 1,3,4 dan 5. Tapi saya mengakui bahwa saya tidak pernah menjadi tipe yang kedua. Entah mengapa, tapi saya sulit untuk memperhatikan timeline terus menerus (kecuali ketika sedang menggebu stalking crush, atau ketika sedang menjalankan observasi), biasanya mata saya kering dan butuh tetesan air suci Insto. Saya memiliki beberapa pengalaman dan cerita mengenai seluk beluk remaja twitter. Saya minta maaf apabila mungkin anda merasa tokoh yang saya sebutkan adalah anda, mungkin iya mungkin tidak. Sumbernya ada yang murni dari saya, ada juga dari cerita teman. Ini semua demi kebaikan dan referensi saja.
1. SULE DAN MAKMUR (Sumber: Cerita Teman)
Suatu hari di grup BBM, seorang teman mengingatkan "Makmur sedang sakit, tidakkah kalian ingin menjenguknya?", dan seketika Sule menjawab "Ngapain dijenguk, orang masih update twitter kok". Makmur bukan pengguna BB. Memangnya kenapa kalo update twitter? Saya heran, mengapa Sule mengecap Makmur sebagai tukang update, itu berarti Sule juga sering buka twitter? Dengan kata lain dia adalah pribadi tipe 2.
2. PAULA PECANDU TWITTER (Sumber: Saya sendiri)
Pagi, siang, sore, malam, eek, makan, sebelum tidur, Paula hobi sekali buka twitter. Rasanya buka timeline sudah seperti doa bagi Paula. Namun karena Paula cantik, maka jarang ada yang frontal menyebutnya tukang update. Paula sedikit mengarah kepada tipe 2, namun juga tipe 5. Dunia ini sangat rasis. Kapanpun, dimanapun, apapun makanannya, twitter pasti menemaninya. Bahkan ketika jam pelajaran. Tangan Paula tidak bisa diam tanpa menggeser-geser timeline. Menurut anda?
Saya sih kurang peduli, hak nya Paula. Respon saya? Yasudahlah mau bagaimana lagi itu terserah dia. Yang jadi masalah adalah kenapa Makmur diejek dan Paula tidak? RASIS.
3. SOFIA KPOPER SEJATI (Sumber: Saya dan teman)
Sofia suka dunia KPop, sering me-retweet hal-hal yang berbau KPop. Awalnya saya biasa saja, saya menghargai apa yang dia suka. Lama-lama saya terganggu, bukan karena frekuensi dia meRT dunia KPop, tapi karena sebuah masalah tentang dunia KPop, yaitu ketika sebut saja Miwon (idola para wanita) datang ke Indonesia, dan seorang gadis berjilbab, ceritanya gadis ini bukan fans boyband tersebut, namun ketika melihat Miwon, dia langsung jatuh hati dan memeluk Miwon di depan umum. Ini adalah masalah yang cukup gempar kala itu. Sofia meRT sebuah tweet yang bertuliskan "FVCK YOU! Berjilbab tapi kelakuannya gatel banget dasar PEREK!" sambil menambah tautan berupa foto kejadian gadis berjilbab memeluk Miwon. Seketika saya marah. Mengapa menggunakan kata PEREK? Saya sangat anti dengan kata itu. Dan lagipula itu hak gadis berjilbab dong mau peluk Miwon. Saya langsung masuk ke pribadi tipe 5 dengan menuliskan sebuah tweet berisi uneg-uneg saya. Saya kesal dengan Sofia karena apa yang ada di pikirannya tidak jelas. Itu bukan urusan dia apakah si Miwon marah ketika dipeluk, dan lagipula Sofia sangat sok tahu dengan mengultimatum kepada dunia bahwa si Miwon marah karena dipeluk dan merasa jijik kepada gadis berjilbab. Ini sangat tidak penting. Saya merasa terganggu, dan mungkin Sofia juga merasa jika saya melontarkan tweet marah kepada dia. Itu hanya amarah sesaat. Dan Sofia dengan bangganya menuliskan tweet rupawan tentang saya, berisikan saya yang sok pinter, sok tahu, idiot, dsb. Lalu esoknya Sofia menuliskan tweet yang berbeda, "Iya tau kamu pinter, siapa sih yang nggak tau kalo kamu pinter". Saya melongo, bukannya kemarin saya dibilang idiot? Sofia adalah tipe 4 dan 5, saya merasa sangat yakin ketika dia menuliskan tweet "Iya kalo putih, iya kalo cantik, iya kalo seksi". Sofia sangat rasis, dan tidak sepantasnya membahas seseorang dari segi fisik, apalagi ini bukan bercanda, ini serius perihal masalah gadis berjilbab tadi. Entah ditujukan kepada siapa. Jika anda menemui teman seperti Sofia, apa yang akan anda lakukan?
4. SPOILER (Sumber: Saya dan teman)
Suatu hari, sekolah Rambo sedang mempersiapkan acara besar-besaran. Kakak kelas 11 dan 12 sedang sibuk latihan di lapangan, anehnya kelas 10 tidak diajak untuk berpartisipasi di dalamnya. Yang seharusnya kelas 10 juga diajak, karena acara seperti ini butuh kerja sama dari seluruh angkatan. Rambo sebagai siswa kelas sepuluh yang tidak ikut latihan, sedang menikmati melihat kakak-kakak kelasnya asyik mempersiapkan dance mereka. Rambo yang terkesima dengan gerakan mereka yang memukau, secara tidak sengaja atau mungkin sebagai ungkapan rasa kagum menuliskan sesuatu di twitter yang terkait dengan kegiatan kakak kelasnya pada saat itu. Apalah daya, ketidaktahuan Rambo tentang seluk beluk kegiatan itu membuahkan petaka. Angkatan kelas 10 sama sekali tidak tahu bahwa kegiatan itu adalah sebuah rahasia. Maka dengan garangnya pemuka kakak kelas datang ke kelas Rambo sambil marah-marah. "Siapa yang bikin tweet di twitter?" Kalian tau nggak sih ini itu rahasia!! Kita kakak-kelas susah-susah latihan buat memeriahkan acara nanti, malah kalian hancurkan! Dasar spoiler semua!". Saya adalah teman sekelas Rambo, otomatis saya ada di lokasi dan mau tidak mau harus menerima amarah kakak-kakak saya. Saya hanya bisa termenung sambil kebingungan, banyak pertanyaan beterbangan di kepala saya. Lalu jika tidak ingin rahasia terbongkar, kenapa angkatan kelas 10 tidak diberi tahu dan bahkan tidak diajak berpartisipasi? Dan sesungguhnya tidak muncul efek apapun akibat tweet Rambo, maka sia-sialah omelan kakak-kakak saya. Acara tetap berjalan mulus, lalu kenapa marah? Pertikaian terjadi akibat twitter, ini hanya masalah sepele yang berdampak besar secara psikologis. Apalagi Rambo sampai meneteskan air mata hanya karena sebuah tweet. Aneh, tapi benar-benar terjadi.
5. NADYA DAN DWIKI (Sumber: Saya sendiri)
Sebelumnya saya minta maaf, ini kisah nyata dan frontal. Saya sempat marah besar pasca UNAS dan pengumuman RSBI tahun lalu. Seperti artikel UNAS sebelumnya, saya telah katakan saya bukan pengguna joki. Saya murka ketika mengetahui teman-teman saya mendapat danem kecil, mereka adalah anak yang pandai dan pantas masuk sekolah baik yang menjamin masa depan. Namun saya mendapati Dwiki, seorang sarkasme, sama seperti saya, ada di pihak oposisi yang mendukung terbitnya joki. Jelas pada waktu itu saya menganggapnya musuh, terjadilah sindir menyindir yang berakhir dengan blocking each other. Lalu lama kelamaan saya mulai sadar, saya dan Dwiki sama-sama orang yang keras kepala, frontal, dan inovatif. Saya mengakui bahwa Dwiki adalah pribadi yang banyak akal dan inovatif, serta kreatif dan sering menuliskan terobosan yang mungkin sulit untuk menemui orang seperti itu sekarang. Hanya saja permasalahannya adalah saya dan Dwiki berada di pihak yang bertentangan. Saya sempat membenci Dwiki sepenuh hati, dan akhirnya saya sendiri merasa malu, untuk apa? Ini hanya masalah salah pengertian akibat twitter. Saya memutuskan untuk memaafkan Dwiki, saya tidak tahu apakah Dwiki juga memaafkan perbuatan saya dulu, yang jelas saya sudah tidak lagi menyimpan rasa benci. Saya sangat menghargai pendapat dia, namun saya tidak berharap dia juga melakukan hal yang sama, harapan saya, semoga perasaan tidak enak ini segera diakhiri. Sedikit pesan saja untuk Dwiki, saya minta maaf (ini sedikit curhat).
Dari kelima cerita tersebut (hari ini artikel saya serba lima), saya harap anda dapat mengambil hikmahnya. Saya sempat menjadi pribadi yang labil di dunia twitter, dan saya mulai merubah pola pikir saya dan bertindak sewajarnya. Akan lebih baik jika permasalahan diselesaikan secara langsung beserta prinsip kekeluargaan. Jangan gengsi, jangan sakit hati juga akibat artikel saya. Saya mohon maaf apabila ada kesalahan dalam artikel saya yang mungkin menyakiti perasaan anda. Saya akhiri artikel ini, dan mohon doa supaya saya dan teman-teman jauh dari remidi. Saya juga mendoakan seluruh manusia yang menghadapi ujian, baik ujian di sekolah maupun ujian kehidupan, supaya mendapat yang terbaik dan terhindar dari mala petaka (baca: remidi). Terima kasih atas perhatiannya.